Oleh: Agi Ramadhani
Analisis Statistik
Sepanjang 10 pertandingan yang sudah dilalui, Barito Putera telah mencetak 15 gol dan kebobolan 13 gol. Sementara
Persiram telah mencetak 11 gol dan kebobolan 13 gol. Untuk mencermati
permainan kedua tim, maka ada baiknya mencermati persebaran gol yang
dicetak, seperti yang dicantumkan dalam tabel berikut ;
Menit
|
Mencetak Gol
|
Kebobolan
|
0-15
|
2
|
1
|
15-30
|
1
|
1
|
30-45
|
3
|
1
|
45-60
|
3
|
3
|
60-75
|
3
|
3
|
75-90
|
3
|
4
|
Total
|
15
|
13
|
Dari
tabel yang dicantumkan terlihat gol yang dicetak oleh Barito Putra bisa
terjadi kapan saja, hampir merata disetiap pembagian waktu. Artinya tim
ini bukanlah tim yang hanya panas diawal saja, bukan pula tim diesel
yang lambat panas, melainkan tim dengan permainan yang stabil dalam hal
serangan sepanjang 90 menit. Dengan permainan macam ini, tentu lawan
dituntut untuk fokus sepanjang laga dalam bertahan agar tidak dibobol
oleh Barito Putera.
Hal yang menjadi pekerjaan rumah bagi Salahuddin adalah sektor pertahanan dimana Barito
kemasukan 10 dari total 13 gol di babak kedua. Lebih rinci lagi, 15
menit terakhir permainan (menit 75-90) menjadi waktu yang paling rawan
bagi Barito karena kebobolan 4 gol, terbanyak dibanding 15 menit yang
lain. Inilah kelemahan Barito, menilik permainan Barito yang sangat
dinamis dimana semua pemain dituntut untuk terus bergerak dan aktif baik
saat menyerang maupun bertahan, sebagai contoh bagaimana Amirul dan Dedy Hartono
turun-naik di sisi sayap Barito, tentu hal ini sangat menguras tenaga.
Tenaga yang terkuras menurunkan konsentrasi, hal inilah yang sekiranya
harus diperbaiki oleh Salahuddin.
Menit
|
Mencetak Gol
|
Kebobolan
|
0-15
|
1
|
4
|
15-30
|
1
|
1
|
30-45
|
5
|
1
|
45-60
|
2
|
4
|
60-75
|
1
|
2
|
75-90
|
1
|
1
|
Total
|
11
|
13
|
Persiram
adalah tim yang tidak terlalu produktif, dari 10 kali main mereka hanya
mencetak 11 gol dan 5 dari 11 gol tersebut dicetak sekitar menit 30-45.
Kira-kira dimenit itulah Barito harus ekstra waspada dengan
serangan-serangan yang dibangun Persiram.
Untuk
sektor pertahanan, perhatikan dengan cermat, Persiram kebobolan sangat
banyak di 15 menit awal setiap babak, baik itu babak pertama ataupun
babak kedua, masing-masing telah kebobolan 4 gol. Dari sini dapat
ditarik kesimpulan bahwa tim ini adalah tim yang lambat panas, tim yang
membutuhkan waktu untuk dapat menstabilkan permainan di lapangan.
Dari analisis statistik tentang persebaran gol tadi, Barito Putera
diwajibkan untuk menggempur Persiram di 15 menit awal setiap babak.
Karena di waktu-waktu itulah Persiram paling rawan untuk kebobolan. Di
pihak Barito sendiri, tentu mereka harus memperbaiki konsentrasi dalam
bertahan di babak kedua, terutama di 15 menit terakhir.
Bedah Taktik
Secara
taktikal, tidak ada hal khusus dan spesial yang dimiliki oleh Persiram
dalam permainan mereka, baik saat menyerang maupun saat bertahan. Ketika
menyerang, Persiram benar-benar hanya mengandalkan seorang James Koko
Lomell. Akan tetapi jangan salah, anda tentu tidak boleh lupa bagaimana
luar biasanya James Koko Lomell, terutama ketika membela PSMS Medan di
2007. Pemain ini tidak boleh mendapat ruang bebas untuk berkreasi,
ketika mendapat bola, pemain ini harus segera ditutup ruang geraknya.
Berbahayanya James tergambar dengan 5 gol yang sudah ia cetak musim ini,
top skor bagi klub Persiram Raja Ampat.
Di
lini belakang, akan ada duet afrika Pierre Seme Patrick dan Kubay
Quaiyan. Sebagaimana karakter pemain Afrika, dua pemain ini tinggi,
besar dan sangat kuat secara fisik. Hal ini hendaknya janganlah dianggap
sebagai keunggulan mutlak bagi lawan, jika cerdik, pemain-pemain Barito
yang lebih mungil justru bisa memanfaatkan hal ini sebagai keunggulan.
Melawan kekuatan mereka jelas tidak mungkin, berpura-pura jatuh ketika
duel adalah sebuah pilihan yang logis dan menguntungkan.
Barito
sendiri tampaknya tidak akan merubah pakem permainan yang selama ini
sudah paten dimainkan. Serangan sayap tentu masih akan sangat dominan
melalui Amirul dan Dedi. Perlu diperhatikan, apabila
Persiram menurunkan Sanun Al Qodry, hendaknya disisi itulah aliran bola
banyak dimainkan. Pemain ini sudah tua untuk ukuran Indonesia, 33
tahun. Tidak akan ada pemain yang masih memiliki kecepatan dan stamina
bagus diusia itu. Mekan dan Sackie Doe masih menjadi motor di lini
tengah untuk mengalirkan bola dari depan ke belakang. Tantangan besar
bagi Sackie supaya dia cepat menemukan permainan terbaiknya, seperti
yang ia tampilkan di Divisi Utama
musim lalu. Djibril yang sedang onfire harus tetap diberikan suplai
bola di area kekuasaanya, kotak penalti. Djibril yang bermain taktis dan
pandai membuka ruang, rasanya akan membuat Seme dan Qubay kewalahan.
Karena pemain yang besar dan kuat cenderung lemah dalam reflek dan
kelincahan, dua hal yang padahal mutlak diperlukan untuk menghadapi
pemain yang pandai membuka ruang seperti Djibril.
Kesimpulan
Dari
segala penjuru, baik statistik maupun posisi klasemen menunjukkan
Barito memang lebih superior dibanding Persiram. Jika mampu memanfaatkan
kelemahan Persiram yang sering lambat panas dan mampu memperbaiki
konsentrasi dalam bertahan, rasanya optimis Barito mampu mengalahkan
Persiram. Oh ya, secara pribadi ingin sekali rasanya Salahudin memainkan
Ahmad Zahrul Huda danAditya Harlan. Karena dari 24 pemain yang dimiliki Barito, hanya 2 pemain itulah yang belum pernah bermain.
(Penulis adalah urang Banjar yang kuliah di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Bisa dikenal lebih dekat lewat akun twitter @agiramadhani)
Sumber : www.isl.baritomania.com