Jumat, 22 Februari 2013

Player to Watch: Coulibaly Djibril


BARTMAN - Semenjak partai perdana yang dilakoni Barito Putera di Indonesian Super League 2013 melawan Pelita Bandung Raya, Coulibally Djibril sudah mencuri perhatian dengan gol cantiknya memanfaatkan crossing Dedi Hartono. Sampai sekarang setelah melewati 6 pertandingan, performa Djibril tetap memuaskan dengan koleksi 4 gol, separuh dari total 8 goal yang Barito Putera torehkan.


Oleh: Agi Ramadhani


Coulibaly Djibril adalah pemain asal Bamako, Mali yang lahir pada 8 November 1986. Coul, begitu ia akrab disapa sebelumnya bermain untuk klub asal daerah kelahirannya,  Jeanne d’Arc. Tak ada catatan resmi soal berapa penampilan dan gol yang Coul torehkan selama 1 musim bermain di sana, yang pasti pada musim 2011-2012 ketika Coul bermain, Jeanne d’Arc menyelesaikan kompetisi dengan bertengger diposisi 11 dari 16 kontestan.
Melihat Curriculum Vitae (CV) Coul, ada beberapa klub yang ia bela selain Jeanne d’Arc seperti Real Bamako (2001-2006) Al Ahli (2006-2007) dan Fakel Chervenograd (2009-2011). Klub terakhir yang disebutkan, anehnya tidak akan ditemukan sekalipun anda mencarinya dalam mesin pencari Google. Ketika menginjakkan kakinya ke bumi Antasari, Coul pernah berujar “Sebelum Seydou Keita top di Barcelona saya pernah main bersama dia waktu tergabung di timnas Mali U-19” Ya, memang Coul pernah membela Tim Nasional Mali U-17 (2002) dan Mali U-19 (2004), akan tetapi Seydou Keita pada tahun 2004 telah berusia 24 tahun (Keita lahir 16 January 1980).  Ah, menelusuri rekam jejak pemain asing asal Afrika yang bermain di Indonesia memang seringkali membingungkan. Anda boleh cek, statistik pertandingan Agus Cima di wikipedia lebih lengkap daripada Coulibally Djibril.
Dengan segala ketidakjelasan latar belakang, Coul tetaplah andalan lini depan Barito yang gol-golnya telah berjasa membawa Barito duduk diperingkat 6 klasemen (sampai tulisan ini selesai dibuat). Tanpanya, entah diposisi berapa sekarang klub kebanggaan kita terperosok.
Tipe Permainan
Melihat  Coul bermain, jelas sekali bahwa dia bukanlah pemain yang pandai menggiring bola melewati lawan dan berlari cepat, akselerasinya bahkan cenderung lambat. Beda hal ketika Coul diberikan bola dalam kotak penalti, dengan hanya 1 atau 2 sentuhan, beng!, jala lawan akan ia jebol. Striker yang tipe demikian sering diistilahkan oleh pengamat sepakbola sebagai poacher.
Coul, seperti yang sudah dikisahkan di awal, telah mencetak 4 gol dari 6 laga. Masing-masing ke gawang PBR, Sriwijaya, Arema dan Pelita. Jika diperhatikan lebih jauh 3 dari 4 golnya berasal dari umpan crossing (2 dari sisi kiri dan 1 dari sisi kanan). Semua crossing yang mampu dimanfaatkan oleh Djibril bertipikal sama, bukan crossing yang melambung lalu diselesaikan dengan sundulan, melainkan crossing yang bolanya jatuh setengah badan. Crossing jenis ini sering disebut dengan float crossing.
Gol memanfaatkan crossing Coul yang pertama lahir ketika melawan PBR. Memanfaatkan umpan lambung Dedi Hartono dari sisi kanan, Coul mengontrol bola sekali untuk kemudian ia selesaikan dengan dingin. Dari gol pertama ini, kelihatan sekali Coul adalah pemain yang sangat tenang dan mampu menguasai keadaan, jika teman-teman bermain Football Manager, kemampuan ini diistilahkan dengan composure.
Gol kedua tercipta melawan Sriwijaya, yang paling sensasional tentu saja saat melawan Arema ketika ia berhasil menghujam deras gawang Kurnia Meiga melalui tendangan voli kaki kiri yang dimirip-miripkan dengan tendangan Zinedine Zidane ke gawang Bayern Leverkusen.
Kesimpulan
Walaupun dilaga terakhir kontra Persepam-MU Coulibaly Djibril gagal mengeksekusi penalti, tidak lah sebuah keraguan bahwa ia merupakan striker ganas dengan penyelesaian akhir kelas dunia.
Artikel ini mencoba menjelaskan pola permainan yang ditunjukkan oleh Coulibaly Djibril selama bermain di Barito Putera. Dari pemaparan tadi, jelas bahwa untuk dapat menghasilkan lebih banyak gol, ia harus ditopang oleh suplai-suplai yang bagus. Dedi Hartono dan Amirul Mukminin sebagai sayap atau Agus Cima dan Fathul Rahman sebagai bek sayap dituntut rajin mengirimkan float crossing ke kotak penalti untuk dimanfaatkan Djibril.
Bartman tunggu golmu selanjutnya, Djibril!

Sumber : www.isl.baritomania.com